PDIP dan Gerindra enggan membahas kans atau peluang duet pimpinan partai Gerindra Prabowo Subianto dan pimpinan PDIP-DPP Puan Maharani pada saat Idul Fitri 1443 Hijriyah. Meski bertemu, Prabowo juga sempat berkunjung di hari pertama Idul Fitri, Senin (2/5/2022) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku enggan terlalu banyak memprediksi peluang pasangan Prabowo-Puan di Pilpres mendatang. Muzani melihat persahabatan Prabowo lebih sebagai reuni keluarga.
Saya tidak mau memprediksi terlalu banyak karena ini hari lebaran dan suasananya benar-benar lebaran yang sangat cair, sangat bagus dan suasananya sangat kekeluargaan,” kata Muzani.
Karena itu, Muzani mengatakan pertemuan Prabowo, Megawati, dan Puan Maharani tidak membahas politik, termasuk Pilpres 2024. Namun, dia mengakui PDIP dan Gerindra memiliki hubungan yang dekat dan mesra.
Hubungan antara PDI-P dan Gerindra merupakan hubungan lama yang cukup baik, hubungan kedua tokoh (Prabowo dan Puan) cukup erat, serta bezi pribadi dan tag keluarga, hubungan hangat yang sudah terjalin.” , jelas Muzani.
Senada dengan Muzani, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga menyebut tidak ada pembicaraan politik antara Megawati, Prabowo, dan Puan selama acara Lebaran. Ia juga mengatakan, proses pendaftaran capres dan cawapres masih panjang dan penetapan calon yang diusung PDIP Megawati masih menunggu keputusan.
Soal Cawapres Presiden, partai sudah menentukan melalui Kongres bahwa Ibu Megawati Soekarnoputri nanti yang akan menentukan siapa pasangan calonnya,” kata Hasto.
Saat ini, kata Hasto, PDIP fokus menggarap tahapan-tahapan krusial, terutama pendaftaran parpol peserta pemilu 2024. Meski PDIP tidak lagi membutuhkan kajian faktual, namun masih perlu persiapan yang signifikan untuk kajian administratif, kata Hasto.
Tidak ada tinjauan faktual berdasarkan undang-undang, tetapi PDIP telah menyiapkan seluruh administrasi, ”kata Hasto.
Janji peluang Prabowo-Puan
Peluang duet Prabowo-Puan ini patut dicoba karena sama-sama berasal dari partai pemenang. Selain itu, Prabowo Subianto merupakan salah satu tokoh dengan eligibilitas tertinggi di berbagai jajak pendapat. Sedangkan Puan berasal dari partai yang secara konsisten menempati peringkat pertama dalam kelayakan.
Bahkan, beberapa lembaga pemungutan suara dari simulasi pemilihan presiden juga menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Puan bisa memiliki kelayakan tertinggi. Sebuah survei baru-baru ini oleh lembaga Indikator Publik Nasional (IPN), misalnya, menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Puan bisa memenangkan pemilihan presiden.
Selain IPN, hasil simulasi survei Political Weather Station (PWS) juga menunjukkan pasangan Prabowo-Puan berpeluang besar untuk menang. Survei PWS nasional ini dilakukan dari 1 bus 11 April 2022 di 34 provinsi di Indonesia. Jumlah sampel dalam survei PWS kali ini adalah 1.225 responden, yang diperoleh melalui proses multi stage random sampling.
Margin of error +/- 2.8% dengan tingkat kepercayaan 95%. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Survei PWS versi simulasi Prabowo-Puan
Simulasi pertama:
– Prabowo Puan: 31,9%
– Airlangga Ganjar: 27,6%
– Anies AHY: 25,8%
– pemilih yang belum memutuskan: 14,7%
Simulasi kedua:
– Prabowo Puan: 30,9%
– Ganjar Airlangga: 29,1%
– Anies AHY: 26,5%
– pemilih yang belum memutuskan: 13,5%